Senin, 04 Februari 2008

jakartaku




duh...setelah babe meninggal hari minggu..ternyata hari sabtu /minggu berikutnya..jakarta dikejutkan lagi dengan bencana yang sebenarnya kalo kita antisipasi..gak akan sebegitu parahnya...pusing. Sudah tahu jika jalan tol ke bandara 2 tahun lalu kena banjir karena Pembangunan Perumahan Pantai Indah kapuk...eh.sekarang malah diijinkan bangun perumahan disekitar pluit dan sekitarnya...so...kemarin jakarta tenggelam selam 2 hari.jalur putus selama kurang dari 3 hari..Untung saat itu aku dan rombongan 4 orang lainnya mirza (bwi) dodik (probolinggo), eko (ngawi) dan aris (klaten) memutuskan naik kereta aja setelah terjebak di bis selama perjalanan ke bandara selama kurang dari 5 jam..

Senin, 28 Januari 2008

Pak Harto wafat

tepat sehari pak Harto telah meninggal dunia kemarin jam 13.10 di Jakarta, Kebetulan juga saya dan 4 kareps mau nunggu bis yang ngangkut rombongan training personal development program ke jatiluhur ..saat itu kita serombongan masih makan di warteg. rojak bau2, wahyu sanyoto kotamobagu, wid blora ....kaget semua dan ngomong dengna versinya masing2,
..........btw Lepas dari kontroversialnya pak harto akhir2 ini , beliau termasuk salah satu Pemimpin besar Indonesia. Percaya deh

Jumat, 25 Januari 2008

kari gaya tho le awakmu...


in saat si rizal ultah ke 6..saat di banyuwangi

cris john main lagi ya,


ah..jadi inget kalo besok mas cris john naik ring...
semangat mas...be A WINNER!!!!
bravo Indonesia....

my beloved wife


no Comment wis...wis pokoke cinta abis..apalagi lagi mengandung anakku yang kedua


jadi tambah cinta

ini fotonya rizal kecil ma tantenya saat lebaran 2006...di home sweet home karanganyar

Hutanku ancur dan rusak


Hutanku ancur....!!!

Piye iki indonesia..

Kemarin saya perjalanan dari balikpapan ke sangata (300 an km kearah utara)

Perjalanan 1jam pertama mulus, hutan hijau apalagi melewati bukit suharto. tidak ada sesuatu yang membuat hati trenyuh ..but setalah melewati samarinda,..ya allah hutan dikanan kiri jalan bersih..bersih ..bersih alias tinggal alang2. Padahal itu termasuk cagar alam yang dulu sangat disegani karena kerimbunannya dan koleksi aneka ragam tumb maupun hewan.

poto disamping bisa gambarkan kondisinya..keliatannya hijau sih tapi itu karena musim hujan. Keliatannya seperti padang golf. Bagus ya...

ternyata itu alang2 campur padi gogorancah(padi yang hidupnya gak memerlukan air begitu banyak). Saya bayangkan kalo kemarau seperti apa ya..

trio macan ular


ada trio macan ular..sore ini saya terima gambar dari rekan jombang..tak pikir gambar hot ternyata..banyak rekanku yang out of the box..ancene pinter2 arek2 iku

Panganane opo yo..
Banyuwangi/ 25-01-2008.
Era Baru Komunikasi (tarif) Murah telah datang

……”mbak mau bayar tagihan kartu handphone saya, nmrnya 081650xxxx?” .”O,ya pak akan saya cek dulu tagihannya berapa…Setelah beberapa lama si kasir kembali bilang. “Pak, tagihan bulan ini sebesar 16 juta. “Oke mbak ini uangnya “ jawab si customer sambil menyerahkan uang ke kasir. Setelah menerima kuitansi pulanglah customer itu dan si kasir asyik menghitung kembali pembayaran uang. Itulah sekelumit cerita flash back suasana di ruang pelayanan di tahun 1996 di salah satu ruang pelayanan operator seluler pertama yang beroperasi di Surabaya. Rekan saya yang kebetulan kerja disitu menurutkan, kondisi seperti itu sering terjadi dan sudah jamak terjadi mengingat saat itu hanya ada satu operator GSM. Sehingga pelanggan tidak punya pilihan pindah ke operator lain sedangkan teknologi yang lainnya jauh ketinggalan dibandingkan kecanggihan operator baru ini.
Sebenarnya ada satu teknologi yang lainnya yang bernama AMPS (Advanced Mobile Phone System) , menggunakan teknologi analog yang dibawa oleh PT Metrosel. Teknologi komunikasi generasi pertama tanpa kabel ini bekerja pada band frekuensi 800 Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dalam FDMA,user dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan, dimana setiap user menggunakan kanal sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak boleh ada dua user yang menggunakan kanal yang sama baik dalam satu sel maupun sel tetangganya. Oleh karena itu AMPS akan membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Kelemahan utama dari teknologi ini adalah kualitas suara yang jelek walaupun berada di jangkauan sinyal. Bagaimana dengan HP? Sebenarnya Handphone saat itu sudah ada, cuma karena harganya selangit berkisar antara 2 -3 jutaan dan bentuknya masih besar banget dan berdaya besar pula, maka sangat jarang orang yang mempunyainya.
Kondisi sekarang ? hhmm..seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi yang setiap saat melahirkan inovasi baru, kondisi yang terjadi di atas semakin jarang ditemui. Sistem persaingan yang demikian ketat antar operator yang semakin hari jumlahnya bertambah di 3 tahun terakhir ini , baik GSM maupun CDMA membawa konsekuensi logis ke persaingan sengit di kualitas layanan baik sinyal maupun tarif. Teknologi yang datang akhir-akhir ini menawarkan biaya rendah dan atraktif, sementara di saat yang sama investasi untuk perangkat yang masih bagus digunakan belum impas. Di sisi lain masyarakat tak ambil pusing dengan masalah yang dihadapi operator, apalagi jika operator gagal menghadang kartu perdana model habis pake buang alias hangus atau churn. Kesetiaan pelanggan baru menjadi barang agak sulit ditemui bagi operator telekomunikasi, apalagi yang datang belakangan. Istilahnya mereka ini adalah type pelanggan kutu loncat. Setiap ada operator baru dengan gampangnya si customer membuang kartu lama dan bertukar ke kartu baru dari operator yang dirasa menguntungkan. Masih mending kalau dijadikan second card atau kartu alternative kedua. Tapi ini nggak sama sekali, begitu pulsa habis langsung tidak terpakai dan dibiarkan hangus dan melewati masa tenggang. Pertanyaannya sekarang sampai kapan masyarakat kita akan terus melihat hal ini dan menikmatinya?
Dalam teori telekomunikasi di Indonesia ada 3 hal yang membuat operator bisa memenangkan persaingan dan bisa tetap eksis. Yakni kualitas jaringan, pentarifan dan terakhir adalah layanan dan fitur purna jual yang komplet dari produk operator. Jaringan yang dibangun lewat pembangunan BTS (Base Tranceiver Station) atau lebih popoler tower seluler yang bertinggian sekitar 40-70 m ini menjadi syarat mutlak kehadiran operator telekomunikasi akan akrab dan dekat dengan pelanggan. Pembaca mungkin tahu 3- 4 tahun yang lalu disaat HP belum begitu membumi seperti sekarang, tower BTS seluler yang hadir di bumi Banyuwangi pun juga tidak banyak, dibawah seratus biji. Tapi lihatlah sekarang, hampir tidak ada tempat atau daerah atau kampung yang tidak ada tower, itupun masih banyak proyek pembangunan yang terus berjalan. Kok banyak sekali ya? Jawabannya karena selain internal dari perusahaan itu sendiri yang punya target penambahan pelanggan di daerah-daerah baru dan BTS yang merupakan penghasil sinyal yang notabenenya adalah basic need pengguna HP dalam memilih operator, juga belum ada regulasi dari pemerintah yang mengatur adanya tower bersama. Bisa dibayangkan 2 tahun kedepan, kalau semua operator sudah mengcover seluruh wilayah Banyuwangi, setiap 5 kilometer ada 3-4 tower yang berdiri. Sekarang ini kondisi di Banyuwangi sudah mengarah kesana, tengoklah samping kanan kiri jalan, ketika pembaca jalan-jalan dari Banyuwangi ke Genteng dilanjutkan ke Kalibaru atau daerah Pesanggaran atau Muncar atau lain kabupaten semisal Jember, pasti akan terlihat tower- tower baru dengan radius berdekatan dan rapat.
Alasan kedua adalah pentarifan dari berbagai produk operator tersebut. Karena bersaing di ceruk dan segmen pelanggan yang tidak berbeda jauh dari waktu ke waktu maka terjadi lah kanibalisme antar produk antar opetaror bahkan bisa jadi antar produk dalam satu operator. Padahal operator dituntut untuk mendapatkan jumlah pelanggan dan pendapatan dengan target tertentu yang nantinya dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (rata-rata perusahaan ini adalah go public) sehingga ,mengakibatkan banyak sekali trik dan gimmick (penyamaran bahasa marketing) mengenai tariff. Bahasa yang dikedepankan sudah mengacu berbagai kata-kata atau kalimat yang unik, beda, kadang-kadang nakal bahkan cenderung provokatif menyerang operator lainnya. Ada yang namanya freetalk, talktime, per detik, bicara/ngomong segitu dapat segitu, kirim sms segitu dapet segitu, tarif berlima, tanpa bayar ekstra, tarif irit malam dan sebagainya. Ada yang beli voucher berhadiah sms dengan nominal tertentu atau bonus berlipat rupiahnya. Ada juga kemarin saya lihat salah satu operator GSM mengeluarkan tarif yang luar biasa murah dengan 100 /menit. Lah kalo begitu, masa apakah terjadinya persamaan tarif antara GSM dan CDMA sudah mendekati garis equilibrium atau garis keseimbangan? Ternyata sudah datang!. Tidak ada gap yang jauh tentang pentarifan dari dua teknologi yang berbeda ini. Tidak menunggu lama layanan tarif hemat dan murah ini saya yakin akan diikuti oleh operator yang lainnya. Begitu terus pola persaingannya. Sampai nanti tarif tersebut tidak bisa diturunkan lagi karena pertimbangan logis perusahaan yakni prinsip laba rugi. Sebenarnya penurunan tarif ini merupakan pilihan terakhir bagi operator seluler/CDMA karena penurunan tarif berarti akan menurunkan pula ARPU (Average Revenue Per User) terutama jika operator tetap mengejar jumlah pelanggan sehingga ARPU rata-rata mereka yang sekarang berkisar antara Rp 60.000-Rp 70.000 akan turun ke angka dibawah Rp 50.000. Operator akan menghitung ketika penurunan tarif itu memotong sebagian pendapatannya, mereka akan mencari ganti lewat penambahan pelanggan baru. Pelanggan-pelanggan usia dini misal anak Sekolah Dasar atau usia renta yang tidak produktif pun akan mereka sasar. Tidak ada lagi orang Banyuwangi yang tidak punya HP. Tarif murah , Handset murah, Outlet HP menjamur, dan didukung iklan dan promosi yang keren, tajir dan gencar dari berbagai operator yang banyak ditemui, dilihat dan didengar mulai bangun tidur sampai tidur lagi melalui TV, radio, koran, spanduk, umbul-umbul, baliho, billboard menjadi pemicu cepatnya penetrasi alat komunikasi nirkabel ini. Nantinya Customer di Banyuwangi juga tidak perlu bingung- ngung membeli 2 HP CDMA plus GSM dengan nomor berbeda. Cukup dengan satu nomor dan satu handset. Tidak merepotkan, tidak ribet dan tidak takut hilang bagi yang pelupa.
Nah, Faktor ketiga operator bisa menang dan survive akan terjadi jika 2 hal diatas juga terpenuhi. Operator akan berlomba-lomba mengeluarkan fitur, tarif, dan layanan antara satu dengan yang lain hampir tidak ada bedanya, tapi hanya operator yang jeli dan bisa memberi layanan yang lebih dalam mendekati pelanggan untuk memberi solusi komunikasi yang murah dan pas dengan kebutuhan maka operator itulah yang akan memenangkan persaingan. Siapa yang diuntungkan ? Lagi-lagi semua elemen masyarakat Banyuwangi yang butuh komunikasi.
.

Kamis, 24 Januari 2008

Banyuwangi/29/03/2007
Antara Tukul, Laptop dan Generasi Muda kita

……..kembali ke laptop
..he…he…akhir-akhir ini siapa yang tak kenal ungkapan ini,begitu akrab terdengar di telinga semua kalangan . Adalah seorang Tukul Arwana yang menjadi pembawa acara di sebuah televisi swasta sangat lihai dengan gayanya yang khas dan aneh (baca-beda)menggunakan bahasa yang sebelumnya belum terlalu familier, asing dan tidak membumi di telinga kita menjadi sebuah uangkapan yang sangat mudah diungkapkan oleh orang yang sebelumnya tidak mengenal barang tersebut. Baik dari abang becak , pedagang di pasar , ibu2 rumah tangga, anak2 sekolahan, politisi, petani bahkan anak2 playgroup pun. Konsep dasar sebuah acara untuk mencapai rating tinggi yang harus dibawakan seorang Pembawa acara yang ganteng, cantik , terkenal, biaya mahal, konsep wah, ternyata tak berlaku bagi acara ini. Tukul ?? Dengan segala keterbatasannya baik (maaf fisik-muka) kosa kata bahasa Inggris yang cekak, dengan celetukan-celetukan spontan khas pelawak sederhana nan nakal tapi diulang-ulang dan dandanan yang agak ndeso justru menjadi selling point dalam acara ini.
Ada dua hal yang mendasarinya kenapa acara ini sukses dan sangat familier bahkan satu bulan terakhir ini jam tayangnya di tambah hanya gara-gara tuntutan pemirsa di seluruh Indonesia yang mengatakan kelemahan acara ini cuma satu yakni durasinya terlalu pendek. Pertama semua yang menonton dan ditonton/host bisa bebas mengekspresikan isi hati nya ke pembawa acara baik menghujat, ngejek dan sembarang ungkapan lainnya. (tidak ada khan acara lain yang ngemas dalam bentuk seperti ini) dan yang kedua tentunya faktor stasiun televisi yakni begitu pintarnya mengemas kelemahan seorang pembawa acara menjadi kelebihan. Tentunya yang kedua ini murni faktor pengalaman insan-insan per televisian dalam membaca sesuatu hal di persaingan rating pertelevisian. Pada saat Tukul diaudisi dan menang, tentunya crew acara setengah gambling dan berdebar-debar akan sukses tidaknya acara ini. Ternyata sukses dengan startegi nylenehnya dan rating acara ini No#1. Semakin tinggi rating sebuah acara pasti semakin banyak pemirsa yang nonton, semakin banyak pemirsa yang nonton, perusahaan pengiklan akan berlomba-lomba pasang iklan, semakin banyak pengiklan yang masuk berarti keuntungan akan mengalir dengan sendirinya.
Tapi saya tak akan membahas mengenai acara Empat Mata dan rating , tapi tentang sebuah barang kecil nan pintar yang bernama Laptop. Pembaca mungkin sudah tahu laptop adalah computer jinjing yang bisa dibawa kemana-mana, sering disebut notebook, sangat fleksibel, disaat tertentu bisa hidup dengan durasi tertentu tanpa kabel power yang harus nancap di steker listrik. Tapi apa sesugguhnya laptop itu?…berikut mungkin bisa membantu pembaca yang belum tahu tentang barang pintar ini Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia……Laptop (dikenal juga dengan istilah notebook/powerbook) adalah komputer portabel (kecil dan dapat dibawa ke mana-mana dengan mudah) yang terintegrasi pada sebuah casing. Beratnya berkisar dari 1 hingga 3 kilogram tergantung dari ukuran, bahan dan spesifikasi. Sumber listrik berasal dari baterai atau A/C adaptor yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan laptop itu sendiri. Baterai Laptop pada umumnya dapat bertahan sekitar 1 hingga 6 jam bergantung pada cara pemakaian, spesifikasi, dan ukuran baterai.
Sebagai komputer pribadi, Laptop memiliki fungsi yang sama dengan Komputer Desktop meskipun dengan kemampuan yang lebih rendah. Komponen yang terdapat didalamnya adalah sama dengan yang terdapat pada Komputer Desktop dengan ukuran yang diperkecil, lebih ringan, tidak panas dan irit listrik. Laptop kebanyakan menggunakan layar LCD (Liquid Crystal Display) berukuran 10 inci hingga 17 inci bergantung dari ukuran laptop itu sendiri. Selain itu, keyboard yang terdapat pada Laptop juga dilengkapi dengan Touchpad atau dikenal juga sebagai Trackpad yang berfungsi sebagai penggerak kursor mouse. Keyboard dan Mouse tambahan dapat dipasang melalui slot USB.
Berbeda dengan komputer desktop (PC), laptop atau yang sering juga disebut notebook memiliki komponen-komponen pendukung yang didesain secara khusus. Komponen tersebut didesain untuk mengakomodasi portabilitas dari laptop sendiri. Sifat utama yang dimiliki oleh komponen penyusun laptop adalah ukuran yang kecil, hemat konsumsi energi, dan efisien. Laptop harganya lebih mahal tergantung pada merk dan spesifikasi pemakaian.
Nah dengan harga yang berkisar ‘Cuma’ 6,5 juta-10 juta dengan berbagai merk seperti Dell, Axioo, HP, Asus, Acer, Beng, BenQ dll yang memiliki keunggulan dan spesifikasi sendiri-sendiri tentunya bukan sesuatu yang tidak mungkin 2-3 tahun lagi laptop akan menjadi tren seperti tren Handphone di kalangan masyarakat Banyuwangi sekarang ini. Apakah sekarang masyarakat Banyuwangi belum mengenal laptop? Jawabnya sudah. Sudah muncul hukum pasar di bumi blambangan sejak 1 tahun yang lalu yakni adanya demand dan supply .Terbukti ada beberapa suppier toko yang menjual barang ini di beberapa lokasi. Ada juga komunitas-komunitas yang mulai menggunakan laptop untuk alat kerjaya. Memang saat itu pembeli dan penggunanya hanya kalangan terbatas, komunitas pengakses internet, perusahaan/instansi yang membutuhkan alat presentasi yang flexible tanpa harus bawa 1 set computer PC yang terdiri dari monitor, keyboard maupun CPU(central processing unit), professional muda yang membutuhkan layanan email online, ataupun perseorangan yang pengen akses internet di mana dan kapan saja lewat akses nirkabel(tanpa kabel) yakni lewat Handphone GSM/CDMA maupun telepon tetap.
Bisa jadi nantinya kita melihat pendaki gunung bawa laptop dan disaat di puncak gunung dia bisa mengabarkan keadaan dirinya lewat email/chatting ke semua orang yang berada di bawah, bisa jadi juga saat kita di perkebunan atau di pelabuhan laut yang jauh dari penduduk kita tetep bisa berhubungan ke dunia luar lewat email. Bisa jadi seorang politisi bisa tetep berhubungan dengan konstituen di pelosok lewat chatting messenger dengan biaya yang sangat murah dan dijamin kerahasiaannya. Bisa jadi juga seorang tahanan tetep bisa pantau dunia luar dan tetap berhubungan dengan sindikatnya hanya dengan sebuah laptop dan HP yang dilengkapi fasilitas GPRS (General Packet Radio Service) untuk modem internet..
Dari sini terlihat bahwa laptop tidak berdiri sendiri, ada beberapa teknologi yang harus dikuasai oleh kita supaya bisa mengekplorasi fungsi dari laptop itu sendiri sehingga fungsi laptop tidak akan mubadzir alias tidak sama dengan PC dan bukan sekedar gaya, petentang-petentang dibawa kemana-mana tanpa tahu manfaatnya. Khittah laptop adalah differensiasi fungsi dari personal computer yang sangat fleksibel bisa dibawa kemana-mana dan bisa dimanfaatkan sebagai alat komunikasi kepada orang lain dengan memanfaatkan berbagai koneksi didalamnya. Ada 2 alat/teknologi yang mengiringinya dan minimal harus dikuasai pengguna laptop antara lain :
1. Proyektor /infokus. Alat ini adalah sebagai alat bantu untuk presentasi . Cara penggunaannya sangat mudah untuk dikoneksikan ke Laptop yakni tinggal menghubungkan USB kabel bawaan dari proyektor ke laptop. Langkah selanjutnya setting file di laptop untuk ditampilkan dan selesai. Sangat manual dan tingkat kesulitan rendah karena hanya perlu mengakrabi alat ini. Lama- lama akan terbiasa
2. Koneksi Internet. Ada beberapa koneksi yang bisa digunakan antara lain diul up dengan modem kabel telepon rumah. Tinggal colok, setting connection username dan password, selesai. Yang kedua apabila berada diluar rumah atau kantor, kita bisa menggunakan diul up lewat HP baik GSM maupun CDMA asalkan HP kita dilengkapi fasilitas koneksi internet. Cara kedua ini relative lebih rumit dan perlu ketekunan untuk bisa menggunakannya, karena harus setting Internet di HP dan dilanjutkan setting koneksi ke Laptop lewat terknologi Infrared, Bluetooth maupun Kabel. Perlu kejelian dan ketekunan dalam hal ini karena merupakan proses penggabungan 2 teknologi yang sama-sama update. Bagi perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan layanan online internet/intranet selama 24 jam koneksi diatas tidaklah memadai. Mereka sudah menggunakan layanan Internet dalam skala besar/ Broadband yang bisa digunakan secara bersama-sama dengan banyak PC/Laptop lewat jaringan LAN (Local Area Network). Koneksi antar Laptop/Pc tersebut bisa menggunakan Kabel ataupun Wireless. Tentunya da biaya mahal untuk mendapatkan fasilitas ini.
Kalau 2 hal ini nantinya sudah memasuki masa sangat familiar dan akrab bagi semua masyarakat Banyuwangi khususnya kalangan generasi muda yang merupakan pengguna terbesar teknologi informasi (PC/laptop), saat itulah kita bisa mengukur bahwa masyarakat Banyuwangi, sudah melek teknologi yang merupakan syarat majunya sebuah daerah. Tentunya tidak mudah untuk mencapai masa itu, harus ada dukungan dari semua stake holder yang terkait dengan perkembangan teknologi ini, baik pemerintah selaku regulator, Penyedia layanan internet dan supplier laptop dan yang terakhir user/customer. Harus bersama-sama menumbuhkan budaya tidak gaptek (gagap teknologi) . Peran riil pemerintah misalnya mengeluarkan regulasi yang mendukung pemakaian akses informasi lewat internet. Mendaftar KTP baru, berita per kecamatan,data kependudukan, agenda pemerintah, agenda rutin, informasi BMG, semuanya bisa diakses lewat internet lewat web resmi pemerintah. Kalau perlu menganggarkan satu sekolah minimal punya 1 laptop. Kalau perlu lewat BPDE nya membuat link online antar kecamatan (seperti yang sudah terealisasi di salah satu Kabupaten di Jateng).
Peran supplier computer/laptop tentunya menyediakan paket murah ke masyarakat tanpa mengesampingkan prinsip untung rugi. Sedangkan peran penyedia jasa internet adalah menyediakan jasa internet yang terjangku, mudah diakses di semua wilayah Banyuwangi dengan tarif yang tidak memberatkan seperti selama ini dengan tetap menjaga kualitas kecepetan layanan.
Saya haqqul yakin , jika ada dukungan bersama-sama dari semua stake holder lewat kebijakan percepatan inplementasi budaya tidak Gaptek, misal budaya pemakaian laptop, budaya menggunakan infokus saat presentasi, budaya mengakses semua informasi lewat jalur internet atau budaya penggunaan alat -alat informasi teknologi lainnya di generasi muda, kedepan alat ini akan menjamur dan mewabah dan akan menjadi top request dari generasi muda kita .Nantinya kita tidak akan melihat lagi anak muda merengek ke orang tuanya minta dibelikan motor, nantinya kita tidak melihat anak muda minta ke orang tuanya sebuah HP canggih. Tapi merengek minta dibelikan laptop. Seperti yang dialami teman saya, yakni adiknya yang masih kuliah (endi-nama samaran tiba-tiba sakit berhari-hari dan dokter susah didiagnosa sakitnya apa..setelah ditelusuri sana sini dan dipraktekkan kosep 4 mata oleh kakaknya , ternyata sakitnya dia itu gara2 minta laptop tapi tidak dikabulkan orang tuanya. Alhasil si endi begitu dibelikan Laptop langsung sembuh total…HA!!!!

Ditulis oleh Widy Wibowo
Pegiat telekomunikasi di Banyuwangi